PetaBencana.id menyediakan warga, instansi pemerintah dan tim reaksi cepat dengan sistem informasi bencana real-time yang belum pernah ada sebelumnya. Platform ini merupakan yang pertama dalam memanfaatkan kekuatan urun-daya (crowdsourcing) melalui media sosial untuk respon kemanusiaan serta bantuan dan pemulihan bencana.

Dukung upaya adaptasi iklim berbasis komunitas! Donasimu sebagai pengurangan pajak turut, mendukung komunitas yang terdampak langsung oleh krisis iklim.

Berita

Yayasan Peta Bencana dan KNTI menandatangani kesepekatan MOU untuk Perkuat Ketangguhan Pesisir dan Laut Bagi Komunitas Nelayan Tradisional

Direktur Yayasan Peta Bencana, Nashin Mahtani, dan Ketua Umum KNTI, Dani Setiawan, menandatangani Nota Kesepahaman pada 25 November 2024 untuk meresmikan kemitraan antara kedua organisasi.

Perubahan iklim mengancam 50% pasokan protein Indonesia, yang berasal dari sektor perikanan, dan berisiko mengganggu 6 juta dollar stabilitas sektor pertanian sebagai sumber pekerjaan bagi lebih dari 12 juta penduduk Indonesia. Nelayan tradisional Indonesia menjadi salah satu kelompok paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Kenaikan permukaan airlaut, pola cuaca yang semakin tak terduga, serta cuaca ekstrem seperti badai dan banjir, mengancam keselamatan serta mata pencaharian mereka. Tantangan ini diperparah dengan akses yang terbatas terhadap informasi bencana yang akurat dan tepat waktu, yang dapat memperlambat upaya evakuasi dan mengganggu aktivitas para nelayan untuk melaut.

PetaBencana.id, sebuah platform pemetaan bencana secara real-time yang pertama kali dikembangkan di Indonesia, memanfaatkan chatbot berbasis AI untuk menjembatani kesenjangan informasi penting ini. Senin, 25 November 2024, Yayasan Peta Bencana dan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), organisasi yang aktif memperjuangkan kesejahteraan nelayan tradisional, telah menandatangani Nota Kesepahaman (MOU) untuk berkolaborasi dalam meningkatkan mitigasi bencana, kesiapsiagaan, dan adaptasi perubahan iklim bagi komunitas pesisir dan nelayan di Indonesia.

Kemitraan antara Peta Bencana dan KNTI bertujuan untuk menjawab tantangan mendesak ini dengan menggabungkan teknologi terkini Peta Bencana dalam pemetaan bencana secara real-time dengan jaringan komunitas akar rumput KNTI dan keahliannya dalam memberdayakan komunitas nelayan. Bersama-sama, kolaborasi ini akan berfokus pada:

  • Meningkatkan kesiapsiagaan dan kesadaran bencana bagi nelayan tradisional dan komunitas pesisir melalui kampanye edukasi bagi komunitas.
  • Memberikan informasi bencana secara real-time kepada nelayan, memastikan langkah evakuasi dan mitigasi dapat dilakukan tepat waktu selama keadaan darurat.
  • Mendukung upaya adaptasi perubahan iklim dengan mengintegrasikan pengetahuan tradisional dan wawasan berbasis data untuk membangun ketahanan jangka panjang di wilayah pesisir.

Nelayan tradisional berada di garis depan terhadap dampak perubahan iklim, namun sering kali menjadi kelompok terakhir yang menerima informasi bencana penting. Kemitraan ini bertujuan untuk memberdayakan komunitas nelayan dengan alat dan pengetahuan yang diperlukan untuk melindungi kehidupan dan penghidupan mereka, sambil mendorong perlindungan yang lebih baik.

Menurut Ketua Umum KNTI, Dani Setiawan, “Banjir rob adalah momok bagi masyarakat pesisir, khususnya bagi perempuan pesisir. Kehadiran banjir rob menambah beban perempuan pesisir, karena selain merendam rumah dan jalan, banjir rob juga seringkali menghambat mereka dalam memproduksi olahan hasil laut dan perikanan. Kolaborasi dengan PetaBencana.id ini akan mendukung anggota KNTI – yang terdiri dari nelayan kecil dan tradisional, pelaku budidaya, petambak tradisional, serta pengolah dan pedagang produk kelautan dan perikanan – dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim.”

“Misi kami adalah memastikan informasi bencana yang mampu menyelamatkan banyak jiwa dapat diakses oleh semua orang,” ujar Nashin Mahtani, Direktur Yayasan Peta Bencana. “Bermitra dengan KNTI memungkinkan kami memperluas jangkauan platform kami kepada nelayan tradisional Indonesia, memastikan mereka yang paling berisiko dapat membuat keputusan yang tepat selama bencana dan beradaptasi terhadap perubahan iklim.”

Kolaborasi ini penting untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh komunitas nelayan Indonesia, yang sangat bergantung pada laut demi kelangsungan hidup mereka tetapi semakin terancam oleh degradasi lingkungan dan perubahan iklim. Dengan memanfaatkan teknologi open-source dan pemberdayaan komunitas, Peta Bencana dan KNTI bertujuan untuk memperkuat kesiapsiagaan bencana, melindungi mata pencaharian pesisir, dan mempromosikan solusi berkelanjutan untuk masa depan yang lebih tangguh.

Indonesia memimpin inovasi keselamatan bencana: memanfaatkan AI dengan kearifan lokal untuk adaptasi iklim

Pada bulan Juli, Indonesia dilanda banjir besar dan kebakaran hutan di saat bersamaan; dengan banjir di Gorontalo yang berdampak pada lebih dari 36.000 penduduk, tanah longsor akibat hujan lebat di Papua Tengah yang berdampak pada 3.265 orang, dan kebakaran hutan di Aceh, Sumatra Selatan, dan Jawa Timur. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Indonesia mengalami peningkatan 39,39% dalam jumlah bencana alam pada tahun 2023, dengan total 5.940 kejadian dibandingkan dengan 3.544 kejadian pada tahun sebelumnya. Menurut Kepala BNPB, Suharyanto, Indonesia kini mengalami 15-17 bencana setiap harinya.

Bencana terkait iklim telah menjadi semakin sering terjadi dan semakin parah, sehingga menimbulkan tantangan yang signifikan di seluruh negeri. Meskipun peristiwa di atas tidak selalu dapat dicegah, notifikasi bencana dapat secara signifikan mengurangi dampak bencana dengan memungkinkan penduduk dan tim tanggap bencana untuk mengambil tindakan pencegahan yang cepat. Selama bencana, akses ke informasi terbaru sangat penting bagi masyarakat untuk memahami tindakan apa yang dapat dilakukan untuk melindungi diri, keluarga, dan harta benda.

Kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNDRR) telah menyoroti bahwa telekomunikasi adalah masa depan sistem peringatan bencana. Ketersediaan dan jangkauan jaringan dan layanan seluler yang terus meningkat, memungkinkan untuk menjangkau masyarakat yang berisiko dan memberikan informasi yang dapat ditindaklanjuti. Sehingga, Indonesia sangat tepat untuk mengadopsi sistem peringatan bencana berbasis layanan seluler, dikarenakan lebih dari 80% penduduknya menggunakan ponsel pintar yang terhubung ke internet, dan koneksi seluler yang setara dengan lebih dari 128% dari total populasi.

Saat ini di Indonesia, kemajuan terbaru dalam teknologi geospasial dan kecerdasan buatan (AI), yang dikombinasikan dengan kekuatan pengetahuan lokal, dimanfaatkan untuk memberikan notifikasi dan informasi bencana yang sedang terjadi secara real-time. Pada tanggal 29 Juli 2024, Yayasan Peta Bencana, dengan dukungan dari USAID, meluncurkan layanan notifikasi bencana real-time pertama untuk semua penduduk di seluruh Indonesia. Layanan notifikasi bencana yang tersedia secara gratis untuk semua penduduk melalui platform seperti WhatsApp ini memberikan notifikasi langsung tentang gempa bumi, banjir, letusan gunung berapi, kebakaran hutan, kabut asap, dan angin kencang, termasuk informasi terkini tentang dampak dari bencana-bencana tersebut yang berubah secara real-time. Notifikasi disesuaikan berdasarkan lokasi geografis, memastikan informasi yang relevan dan terlokalisasi untuk setiap penduduk. Sebagai layanan notifikasi bencana gratis dan real-time pertama di dunia, inovasi ini menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam memajukan teknologi untuk adaptasi iklim.

Alat-alat pendukung keputusan untuk adaptasi iklim selama ini cenderung memusatkan informasi di ruang kontrol, di mana dasbor hanya diakses oleh sekelompok kecil profesional. Akan tetapi, untuk menghadapi tantangan darurat iklim, setiap penduduk harus diberdayakan untuk berpartisipasi dalam upaya adaptasi yang dipimpin oleh masyarakat. Dengan memanfaatkan jaringan ponsel yang kita semua kantongi, kita dapat memastikan bahwa setiap penduduk mendapat informasi dan siap untuk beradaptasi dengan pola cuaca yang semakin tidak menentu. Layanan ini merupakan tonggak penting dalam upaya pengurangan risiko bencana di Indonesia.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang juga merupakan Perwakilan Tetap Indonesia untuk Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Dwikorita Karnawati, menekankan bahwa sistem peringatan (notifikasi) bencana harus ditanamkan dan dikomunikasikan dengan cara-cara yang mudah dimengerti dan relevan dengan kebutuhan masyarakat setempat. Menurut Dwikorita Karnawati, keberhasilan sistem peringatan bencana dapat diukur dari berkurangnya “kesenjangan” antara informasi dan kemampuan masyarakat untuk bertindak cepat dan tepat. Menurut Dwikorita Karnawati, “Perpaduan antara modernisasi alat dan teknologi serta kearifan lokal dapat menjadi langkah yang efektif untuk meminimalisir dampak bencana yang terjadi di Indonesia.”

Layanan notifikasi bencana Yayasan Peta Bencana mengintegrasikan data dari berbagai sumber, termasuk pengamatan penduduk lokal, memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat, untuk memastikan keakuratan, kecepatan, dan relevansi notifikasi bencana. Seiring dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrem, kebutuhan untuk meningkatkan sinergi, komunikasi, dan koordinasi antara berbagai pemangku kepentingan menjadi semakin penting. Seperti yang ditekankan oleh Dwikorita Karnawati, sistem peringatan dini harus berisi informasi yang dapat ditindaklanjuti agar efektif. Untuk itu, BMKG dan Yayasan Peta Bencana telah memulai kemitraan yang bisa dicontoh, dimana sistem informasi kebencanaan dari masing-masing organisasi saling melengkapi, mensinergikan kearifan lokal dengan kemajuan teknologi terkini untuk meningkatkan layanan peringatan dini.

Seiring dengan peringatan BMKG untuk mengantisipasi hujan lebat dan potensi banjir di wilayah timur Indonesia dalam beberapa bulan ke depan, dan di wilayah barat Indonesia untuk mengantisipasi kebakaran hutan di puncak musim kemarau, maka sekarang adalah waktu yang tepat untuk memiliki layanan yang memungkinkan semua orang di Indonesia untuk terus mendapatkan informasi terkini agar tetap aman.

Kontribusi Peta Bencana dalam Acara Puncak Bulan Pengurangan Risiko Bencana!

Acara Puncak Bulan Pengurangan Risiko Bencana di Balikpapan telah sukses dilaksanakan dengan baik dan Peta Bencana turut berkontribusi dalam mempresentasikan platform di Ignite Stage serta berselfie bersama dengan rekan rekan BPBD dari seluruh Indonesia pada booth kami. Acara Puncak ini diselenggarakan oleh BNPB yang bekerjasama dengan BPBD Provinsi Kalimantan Timur  sebagai rangkaian Puncak Peringatan Bulan PRB Nasional Tahun 2022 pada tanggal 12 – 14 Oktober 2022 dengan mengusung tema “Bersama Kita Tangguh” dan tagline: Bebaya Etam Tegoh.

Pembukaan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Tahun 2022 dilaksanakan Tanggal 12 Oktober 2022 di BSCC Dome Kota Balikpapan, acara ini dibuka oleh Deputi Bidang Pencegahan, Prasinta Dewi dilanjutkan pembukaaan pameran kebencanaan yang berisi 30 booth yang terdiri dari Perwakilan Pemda Provinsi, Kementerian Lembaga (BMKG, Basarnas, BPBD), NGO / Komunitas PRB, Lembaga Usaha dan UMKM serta Perguruan Tinggi.

Peta Bencana dalam Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Tahun 2022 ini merupakan sarana untuk memperkuat pemahaman rekan rekan di pemerintahan khususnya di BPBD, lembaga usaha dan masyarakat terhadap upaya #BersamaKurangiRisiko sebagai momen untuk meningkatkan ketangguhan. Salah satu sarana tersebut adalah melalui Panggung Resiliensi yang difasilitasi oleh Rumah Resiliensi, dalam kesempatan tersebut Peta Bencana pun memperkenalkan Lambang Mitra ke rekan rekan relawan dan BPBD agar terjalin kolaborasi pentahelix dan meningkatkan partisipasi masyarakat, serta mempertegas pentingnya informasi real time secara urun daya untuk menyelamatkan nyawa pada saat bencana.

Ratusan orang yang berkunjung ke booth Peta Bencana dapat berfoto ria, belajar cara melapor bencana dengan membuat simulasi, serta berjejaring dan berdiskusi untuk potensi pelatihan, kolaborasi, dan integrasi sistem dengan memanfaatkan platform Peta Bencana.

Tentang PetaBencana.id

Didukung oleh CogniCity Open Source Software, PetaBencana.id adalah sebuah platform berbasis website yang gratis dan menghasilkan visualisasi bencana dalam skala perkotaan menggunakan laporan hasil crowdsourcing dan validasi instansi pemerintah secara real time. Platform ini memanfaatkan penggunaan lanjutan dari sosial media dan aplikasi pesan instan saat keadaan darurat untuk mengumpullkan informasi terbaru yang terkonfirmasi dari pengamatan secara langsung, dan dengan demikian menghilangkan kebutuhan pemrosesan data yang memakan waktu dan biaya. Laporan pengguna yang terverifikasi akan ditampilkan bersamaan dengan data kritikal yang relevan, yang dikumpulkan oleh instansi pemerintah daerah. Dengan mengintegrasikan kearifan lokal dari berbagai sumber data ke dalam satu platform yang kokoh, PetaBencana.id dapat menghasilkan gambaran yang komprehensif dari kejadian bencana, dan memungkinkan warga, lembaga kemanusiaan, dan instansi pemerintah untuk membuat keputusan berbasis informasi yang memadai pada keadaan darurat.

Sejak diluncurkan pada 2013 (sebagai PetaJakarta.org), platform PetaBencana.id sudah digunakan oleh jutaan penduduk untuk membuat keputusan dalam waktu singkat terkait keselamatan dan navigasi selama keadaan banjir darurat; platform ini juga diadopsi oleh Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) untuk memantau kejadian banjir, mempersingkat waktu tanggap bencana, dan berbagi informasi darurat dalam waktu singkat kepada penduduk. Platform ini telah memungkinkan penyebaran informasi dan koordinasi data dalam skala yang lebih besar dengan penduduk dan instansi pemerintah, dan mendukung ketangguhan terhadap perubahan iklim secara kolaboratif.

PetaBencana.id membuktikan bahwa pengumpulan, penyebarluasan, dan visualisasi data berbasis komunitas dapat mengurangi risiko banjir dan membantu upaya penyelamatan. Dalam World Disaster Report (Laporan Kejadian Bencana) tahun 2015 oleh International Federation of the Red Cross, proyek ini direkomendasikan sebagai model untuk keterlibatan masyarakat dalam kegiatan respon kebencanaan. Pada tahun 2016, Federal Communication Commission dari Amerika Serikat juga merekomendasikan proyek ini sebagai praktik terbaik terkait informasi crowdsource kebencanaan.

Publikasi

 

2016

 

Turpin, E., and T. Holderness. “From Social Media to GeoSocial Intelligence: Experiments with Crowdsourcing Civic Co-Management for Flood Response in Jakarta, Indonesia,” in Social Media for Government Services, eds. Surya Nepal, Cécile Paris, Dimitrios Georgakopoulos (Springer, 2016).

Holderness, T., and E. Turpin, “How tweeting about floods became a civic duty in Jakarta,” in The Guardian, Public Leaders Network, 25 January 2016.

2015

Holderness T. and E. Turpin. “Floods in Jakarta? Tweeting Now,” in Strategic Review 5.1(October-December 2015): 26-35.

Holderness T., and E. Turpin. PetaJakarta.org: Assessing the Role of Social Media for Civic
Co-Management During Monsoon Flooding in Jakarta, Indonesia
, SMART Infrastructure Facility, University of Wollongong, GeoSocial Intelligence Working Group White Paper 01 (June 2015).

2014

Turpin, E., T. Holderness, and G. Quaggiotto. “Combining ‘Big’ and ‘Small’ Data to Build Urban Resilience in Jakarta,” United Nations Global Pulse Blog, April 2014.

2013

Turpin, E., A. Bobbette, and M. Miller, eds. Jakarta: Architecture + Adaptation (Depok: Universitas Indonesia Press, 2013).

Mari Bergabung

Bergabung sebagai Mitra Keberlanjutan Kami: 

PetaBencana.id saat ini tersedia sebagai peta bencana online yang gratis, sehingga dapat diakses oleh seluruh penduduk di Indonesia untuk melihat dan berbagai informasi akurat dalam situasi darurat secara real time. Dalam usaha Yayasan Peta Bencana untuk mencapai keberlanjutan secara ekonomi, dengan bangga kami menawarkan peringatan banjir yang dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan Mitra Keberlanjutan kami di Indonesia.

Peringatan banjir khusus ini dapat membantu untuk memastikan keselamatan pekerja dan anggota keluarga. Notifikasi banjir akan membantu Anda menghindari lokasi-lokasi banjir; yang dapat membantu Anda untuk tetap selamat, menghemat waktu, dan meminimalisir kerugian pribadi dan perusahaan. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.

Dukung penggunaan open data dan open software untuk adaptasi perubahan iklim:

Bantu kami untuk memastikan keberjalanan PetaBencana.id sebagai platform gratis, sehingga siapapun di Indonesia memiliki akses terhadap informasi bencana di waktu kritis.

Hadirkan PetaBencana.id di Lokasi Anda:

PetaBencana.id telah digunakan oleh jutaan pengguna yang terdiri dari warga, instansi pemerintah, serta NGO lokal dan internasional, untuk meningkatkan resiliensi, meminimalisir kehilangan dan kerugian, dan mengkoordinasikan pertolongan saat situasi darurat. Saat ini, platform ini sedang dikembangkan lebih lanjut untuk mencakup bencana lainnya dan lokasi lain di Indonesia. Apabila Anda tertarik untuk melihat PetaBencana.id diimplementasikan di lokasi Anda, silakan hubungi kami atau silahkan ajukan pertemuan untuk berdiskusi dengan kami.

Teknologi dan Pelatihan:

Yayasan Peta Bencana memberikan pelatihan kepada organisasi, kedutaan besar, sekolah, dan sukarelawan komunitas. Melalui lokakarya literasi digital, kami memberikan keterampilan yang diperlukan untuk mengakses dan berbagi informasi penting secara aman dan mudah – sehingga meningkatkan kapasitas setiap orang untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan penting dan meningkatkan ketahanan masyarakat. Kami dapat menyesuaikan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan organisasi kamu.

Daftar pelatihan dengan mengirimkan email kepada kami ke info@petabencana.id!

Relawan:

Hubungi kami untuk kegiatan sukarelawan saat ini, atau jika kamu ingin terlibat dengan cara lain! Kami ingin mendengar pendapat dari kamu!

Hadirkan platform pemetaan bencana ke lokasi kamu:

Platform ini kini terus dikembangkan untuk mengatasi bahaya tambahan di wilayah lain di Asia Tenggara. Jika kamu ingin melihat platform pemetaan bencana secara urun daya (crowd-sourced) diterapkan di wilayah kamu, silakan menghubungi kami di info@petabencana.id.