Yayasan Peta Bencana, didukung oleh USAID BHA dan didukung oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kantor Pertahanan Sipil (OCD), secara resmi meluncurkan program pemuda pengurangan risiko bencana regional untuk Indonesia dan Filipina. Karena peristiwa cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi di kedua negara tersebut, para pemimpin muda menyatakan solidaritas dan komitmen mereka untuk mengurangi risiko dengan tagar #Youth4GotongRoyong #Youth4Bayanihan. Peluncuran dibuka oleh Dr. Raditya Jati, Deputi Sistem dan Strategi BNPB, Usec Ricardo B. Jalad, Direktur Eksekutif National Disaster Risk Reduction and Management Council (NDRRMC) dan administrator OCD, dan Bapak Harlan Hale, Regional Advisor USAID BHA, yang menyambut ratusan pemuda dan lebih dari 60 organisasi masyarakat yang hadir dalam pembukaan daring tersebut.
Dipimpin oleh keyakinan bahwa mitigasi risiko bencana harus melibatkan seluruh warga, program duta muda berkomitmen untuk memperkuat agen pemuda di seluruh wilayah sehingga mereka dapat berpartisipasi secara setara dalam upaya pemulihan bencana dan membuat keputusan yang tepat dan aman untuk diri mereka sendiri dan komunitas mereka selama keadaan darurat. Setengah dari populasi dunia adalah pemuda di bawah usia 30 tahun, dan mereka sering kali menjadi yang pertama dan paling terpengaruh ketika bencana terkait cuaca menyerang. Menurut Laporan Bencana Dunia 2020, Indonesia dan Filipina termasuk negara yang paling rentan terhadap bencana terkait cuaca dan tidak dapat dihindari bahwa negara-negara tersebut akan terus mengalami peningkatan cuaca ekstrem. Untuk mengatasi peningkatan frekuensi dan keparahan peristiwa yang berhubungan dengan cuaca, para ahli menekankan perlunya memfokuskan upaya pada adaptasi; meminimalkan keterpaparan dan kerentanan dengan meningkatkan kapasitas penduduk untuk merespon guncangan, yang tentu saja harus mencakup kelompok yang paling rentan.
“Dalam membangun gotong royong dan bayanihan (sebutan untuk gotong-royong di FIlipina) generasi berikutnya, sangat penting untuk memberdayakan para pemimpin pemuda dengan alat, lembaga, dan dukungan yang akan memungkinkan masyarakat untuk mengatur diri mereka sendiri, berpartisipasi lebih setara dalam pengambilan keputusan selama keadaan darurat, dan beradaptasi dengan situasi yang semakin ekstrim. Dengan membagikan laporan bencana secara real-time melalui PetaBencana.id dan MapaKalamidad.ph, para duta muda akan terus saling membantu tetangga, instansi darurat, dan first responder dalam merespon situasi darurat dengan lebih baik,” kata Nashin Mahtani, direktur Yayasan Peta Bencana.
“Kegiatan ini sangat baik untuk menggerakkan partisipasi pemuda dalam Pengurangan RIsiko Bencana. Duta Kurangi Risiko Bencana Peta Bencana sejalan dengan visi BNPB dan visi Indonesia 2045. Ketahanan Bencana secara nasional bergantung pada keterlibatan pemuda dalam sistem kedaruratan bencana yang efektif dan efisien. Sebagai pemimpin hari ini dan di masa depan, kami mengundang seluruh anak muda untuk menjadi bagian inisiatif ini,” ungkap Dr.Raditya Jati, Deputi Sistem dan Strategi BNPB.
Usec. Ricardo Kalad dari Kantor Pertahanan Sipil menyampaikan, “Manfaatkanlah peluncuran kegiatan hari ini sebagai jalan untuk membantu Anda untuk mengambil peran dan bekerja di komunitas Anda masing-masing sebagai Duta Muda PRB dan mendukung upaya untuk memberdayakan kaum muda, orang yang Anda cintai, tetangga Anda, dan warga negara secara umum menuju keselamatan, adaptasi, dan ketahanan di masa normal baru ini. Tujuannya yang penting adalah untuk menjamin masa depan kita semua disaat kita akan menghadapi banyaknya tantangan didepan. Saya percaya bahwa pemuda kita selalu siap untuk tugas itu.”
PetaBencana.id (di Indonesia) dan MapaKalamidad.ph (di Filipina) adalah platform berbagi informasi bencana secara real-time yang dijalankan oleh Yayasan Peta Bencana. Platform online memanfaatkan penggunaan media sosial untuk mengumpulkan informasi bencana dari penduduk di lapangan, yang seringkali memiliki informasi terkini mengenai sebuah kejadian atau bencana. Bergerak jauh melampaui penambangan data pasif, platform ini menyebarkan “chatbot kemanusiaan” untuk secara otomatis menanggapi posting media sosial tentang bencana dan meminta pengguna untuk mengkonfirmasi situasi mereka dengan mengirimkan laporan bencana. Laporan-laporan ini digunakan untuk memetakan bencana secara real-time di situs web yang dapat diakses secara bebas, sehingga siapa pun dapat memahami kondisi yang berubah dengan cepat selama peristiwa darurat. Beroperasi sejak 2013 di Indonesia dan 2019 di Filipina, platform ini menyediakan komunikasi transparan antara penduduk dan lembaga pemerintah, dan telah digunakan oleh jutaan pengguna tetap, manajer darurat, dan responden pertama untuk membuat keputusan penting tentang keselamatan dan navigasi selama bencana.
Sebagai bagian dari program USAID CogniCity Open Source Software untuk Next Generation DRR, program Duta Kurangi Risiko Bencana (DutaKRB) akan memberikan pelatihan dan dukungan kepada pemuda untuk menjadi “informan pertama” dengan PetaBencana.id dan MapaKalamidad.ph. Karena kaum muda Indonesia adalah pengguna media sosial yang paling sering dan antusias – menghabiskan rata-rata 4 jam per hari menggunakan media sosial – memberdayakan mereka untuk menggunakan platform ini untuk berpartisipasi dalam pengurangan risiko bencana akan menjadi transformasional untuk koordinasi dan pemulihan. Kampanye bulanan, podcast, dan webinar pengembangan keterampilan dengan berbagai pakar dari pemerintah, bisnis, akademisi, seniman, ilmuwan, dan kelompok masyarakat akan memperkuat kapasitas pemuda untuk menjadi pemimpin aktif dan penggerak transformasi di komunitas mereka melalui pendekatan multi-dimensi, multi-sektoral, dan multi-disiplin.
Prakiraan telah memperingatkan kemungkinan peningkatan curah hujan di atas normal di sebagian besar wilayah ASEAN dalam beberapa bulan mendatang, dengan Indonesia kemungkinan akan mengalami peningkatan curah hujan hingga 80% di awal Oktober. Dalam persiapan menghadapi cuaca ekstrem yang akan datang, acara peluncuran dimulai dengan tantangan kesiapsiagaan 24 jam, menyerukan semua peserta muda untuk melatih tetangga dan teman mereka mengenai langkah-langkah yang harus diambil untuk mengurangi risiko dan juga langkah-langkah berbagi informasi bencana. Dalam waktu kurang dari 24 jam, pemuda-pemudi telah dapat melatih sebanyak 1529 orang!