Pada 10 Desember 2017 lalu, Yayasan Peta Bencana menyulap salah satu ruas jalan tersibuk di Jakarta, Sudirman-Thamrin, menjadi sebuah lokasi instalasi seni jalanan yang didesain secara eksklusif untuk meningkatkan ketangguhan terhadap musim penghujan ini! Setiap minggu pagi, ruas jalan yang terletak di jantung ibu kota ini ditutup bagi para pengendara kendaraan bermotor dalam rangka acara car free day (CFD) sehingga dapat dimanfaatkan oleh para pejalan kaki, pelari, serta pengendara sepeda dan skateboard. Peta Bencana memanfaatkan kesempatan ini untuk mengadakan kegiatan kesiapsiagaan dalam menghadapi musim penghujan tahun 2017/2018; mengingat banyaknya orang berlalu lalang di lokasi instalasi tersebut untuk ber-selfie, pengunjung diingatkan untuk membagikan hasil foto-foto mereka bersama lukisan mural 3D PetaBencana.id di jalanan selama musim penghujan ini dan berkontribusi pada komunitas pemetaan banjir secara real-time. PetaBencana.id mengumpulkan laporan hasil crowd-source tentang banjir dari berbagai kanal media sosial dan memvisualisasikannya dalam peta gratis berbasis web, sehingga semua orang memperoleh informasi yang mereka butuhkan untuk tetap aman dan dapat mengindari bahaya selama musim penghujan. Informasi ini dibagikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta yang juga dapat meng-update peta ini dengan informasi terkini terkait genangan di daerahnya, sehingga menciptakan kanal komunikasi transparan dua arah bagi semua orang yang ada di perkotaan. Kesempatan ini juga dimanfaatkan oleh BPBD DKI Jakarta untuk mensosialisasikan program penanggulangan bencana kepada pengunjung acara CFD di ruas jalan ini.
Tim Yayasan Peta Bencana Memperkenalkan PetaBencana.id di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Pada tanggal 28 November 2017 tim Yayasan Peta Bencana melanjutkan rangkaian kegiatan sosialisasi terkait pengembangan platform PetaBencana.id di Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Fakultas Desain, Arsitektur dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Masih mengusung tema yang sama, yaitu “Penggunaan Media Sosial dan Open Source Software sebagai Infrastruktur Adaptasi Perubahan Iklim”, sosialisasi kali ini dihadiri oleh 75 peserta (24 mahasiswa dan 41 mahasiswi). Kedatangan tim Yayasan Peta Bencana disambut baik oleh Kepala Departemen PWK, Bapak Adjie Pamungkas, ST.,M.Dev.Plg.,Ph.D, dan Dosen PWK, Bapak Mochamad Yusuf, ST, M.Sc.
Selama kegiatan sosialisasi ini berlangsung, para peserta mendapatkan kesempatan untuk menonton film dokumenter produksi Yayasan Peta Bencana, “The Same River Twice”,dimana film dokumenter tersebut menarasikan situasi Jakarta sebagai megacity dalam usahanya beradaptasi dengan perubahan iklim di musim hujan. Film tersebut memicu diskusi interaktif tentang informasi mengenai infrastruktur dalam konteks peristiwa kebencanaan. Kemudian, tim Yayasan Peta Bencana menjelaskan tentang pengembangan dan penggunaan PetaBencana.id dalam konteks tersebut, para peserta menunjukan optimisme terhadap platform PetaBencana.id dan tertarik untuk menggunakan metodologi dimana mereka dapat berkontribusi untuk pemetaan kebencanaan melalui berbagai macam kanal media sosial dan aplikasi pesan instan. Kami juga sangat senang saat bertukar ide dengan peserta tentang bagaimana PetaBencana.id, dan penggunaan data open source dapat dikembangkan lebih lanjut.
Film Produksi Peta Bencana tentang Hutan Gambut dan Minyak Kelapa Sawit diputar di Pameran “Disappearing Legacies: The World as Forest”
Indonesia adalah produsen dan eksportir minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Namun, untuk memenuhi permintaan global, Indonesia membangun perkebunan kelapa sawit besar dengan pembukaan lahan gambut untuk produksi. Diproduksi oleh PetaBencana.id, untuk pameran “Verschwindende Vermächtnisse: Die Welt als Wald [Disappearing Legacies: The World as Forest]” di Zoologisches Museum, Centrum für Naturkunde, Universität Hamburg, video ini menjelaskan akibat lokal dari perusakan lahan gambut dan juga pentingnya ekologi lahan gambut untuk sistem bumi dan iklimnya.
Tim Yayasan Peta Bencana Melakukan Sosialisasi PetaBencana.id di Universitas Paramadina
Sebagai rangkaian dari kolaborasi seminar dan perkuliahan bersama universitas di Indonesia, Yayasan Peta Bencana sangat antusias untuk bekerjasama dengan komunitas mahasiswa di Universitas Paramadina pada tanggal 22 November 2017 lalu. Acara ini diselenggarakan dengan kolaborasi dari Direktorat Pengembangan Mahasiswa Universitas Paramadina, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Khatulistiwa, dan UKM Paramadina Social Care (PSC).
Seminar ini, yang berjudul “Penggunaan Media Sosial dan Software Open Source sebagai Infrastruktur Adaptasi Perubahan Iklim”, dibuka oleh Ibu Leonita Kusumawardhani, dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Paramadina, dan dihadiri oleh 36 peserta (10 mahasiswa dan 26 mahasiswi).
Respon positif yang terlihat dari para peserta membuat diskusi menjadi produktif, mengenai cara-cara bagaimana platform publik dapat mendukung pengambilan keputusan kolektif dan individual pada saat kejadian bencana. Peserta terutama sangat antusias untuk berdiskusi tentang metode verifikasi dari data hasil crowdsourcing dan bagaimana informasi dari warga dapat digunakan secara efektif oleh pihak berwenang untuk melakukan respon tanggap darurat. Tim Peta Bencana sangat senang dapat bertemu para mahasiswa yang sangat bersemangat serta mendapatkan diskusi menarik di Universitas Paramadina!
Tim Yayasan Peta Bencana Melakukan Sosialisasi PetaBencana.id di Universitas Tarumanagara
Dalam rangka memasuki musim hujan di tahun 2017 – 2018, tim Yayasan Peta Bencana melakukan serangkaian program sosialisasi terkait pengembangan platform PetaBencana.id di beberapa perguruan tinggi di kota-kota besar Indonesia. Pada tanggal 8 November 2017, tim kami telah melakukan program sosialisasi ini di Jurusan Perencanaan Kota dan Real Estat, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara, Jakarta.
Sosialisasi yang bertemakan “Penggunaan Media Sosial dan Open Source Software sebagai Infrastruktur Adaptasi Perubahan Iklim” dihadiri oleh 56 peserta (27 mahasiswa dan 29 mahasiswi). Adapun Ketua Bagian Perkotaan Jurusan Perencanaan Kota dan Real Estat, Dr. Ir. Parino Rahardjo, M.M, turut antusias dengan memberikan penyambutan saat pembukaan sosialisasi ini berlangsung.
Selama acara sosialisasi ini berlangsung, para peserta mendapatkan pemaparan terkait kegunaan platform PetaBencana.id dalam pendukung pengambilan keputusan saat kejadian bencana. Para peserta juga telah mempraktikkan cara pelaporan melalui kanal-kanal yang didukung. Antusiasme peserta turut diacungi jempol karena sebagian besar dari mereka langsung mengeluarkan smartphone mereka, mengambil selfie, dan mengirimkan laporan melalui media sosial (Twitter) dan aplikasi pesan instan (Telegram). Kemudian, peserta dipandu untuk melihat dan membagikan laporan-laporan yang sudah ditampilkan dalam website PetaBencana.id.
MIT Mengadaptasi CogniCity OSS untuk Mendukung Perencanaan Resiko saat Badai Irma
Informasi sejenis ini akan membantu kami untuk menilai kerusakan secara real time pada saat terjadi badai dan membantu memprioritaskan usaha tanggap darurat setelah badai terjadi.
MIT Urban Risk Lab berhasil mengaplikasikan software yang dikembangkan untuk PetaBencana.id untuk mendukung perencanaan resiko untuk Badai Irma (Hurricane Irma). Dengan mengumpulkan laporan situasi secara crodwsourcing dari media sosial, platform tersebut, RiskMap.us, digunakan untuk memantau banjir saat Badai Irma secara real time.
Peta yang dapat diakses oleh publik tersebut saat ini sedang diujicoba di Broward County, Florida, yang memampukan penduduk, staf pemerintah, dan instansi tanggap darurat untuk tetap terinformasikan mengenai kondisi banjir yang berubah-ubah di wilayah tersebut, agar dapat mempersiapkan diri serta merespon situasi darurat. Dalam konferensi pers Jum’at lalu, Barabara Sharief selaku Broward County Mayor, mengatakan bahwa peta tersebut akan membantu menilai kerusakan secara real time dan membantu memprioritaskan usaha tanggap darurat.
CogniCity OSS Diadaptasi untuk Mendukung Platform Pemetaan Banjir di Vietnam
Anggota dari tim SmartSaigon, sebuah platform open source untuk pemetaan banjir di Vietnam, mengunjungi PetaBencana.id untuk bertukar pikiran mengenai penggunaan dan implementasi dari data hasil crowdsourcing untuk manajemen resiko bencana. Tim tersebut mengadaptasi software yang sama yang digunakan untuk mendukung PetaBencana.id, yaiu CogniCity Open Source Software, untuk mengembangkan dan mendukung platform pemetaan banjir di Saigon. Kami sangat senang dapat melihat bagaimana CogniCity dapat menjadi sebuah kerangka kerja untuk mendukung pemetaan di lokasi lain di luar Indonesia, dan mengetahui bagaimana tim SmartSaigon telah menggunakan software tersebut untuk membangun dan mengembangkan karya yang sudah ada.
Tim SmartSaigon juga bertemu dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta (BPBD DKI Jakarta), Jakarta Smart City, dan Pulse Lab Jakarta, untuk melihat bagaimana instansi-instansi tersebut bekerja serta melihat bagaimana PetaBencana.id bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan di Jakarta. Dengan perbedaan karakteristik yang dimiliki kedua kota tersebut, kami dapat saling berbagi pengalaman, baik kemiripan maupun perbedaan. PetaBencana sangat tertarik untuk mempelajari strategi-strategi yang dibangun oleh SmartSaigon untuk mendukung situasi perkotaan yang unik di Saigon, termasuk penggunaan dan integrasi dari chatbot dalam berbagi platfom media sosial. Kami juga dapat mempelajari lebih lanjut bagaimana CogniCity dapat dimodifikasi, menyesuaikan dengan persepsi unik masyarakat tentang resiko bencana di Saigon.
2017 Asia GeoSpatial Excellence Award
. Juri penilai kami meyakini bahwa proyek BNPB, PetaBencana.id, dapat mendemonstrasikan kekuatan dari informasi geospasial dan teknologi dalam memberikan dampak terhadap kehidupan masyarakat di tingkat akarumput dan menguatkan kesiapsiagaan bencana, yang menekankan perannya sebagai alat dalam pembangunan berbasis sosio-ekonomi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerima Asia GeoSpatial Excellence Award 2017 untuk implementasi mereka dengan PetaBencana.id. Penghargaan ini memberikan apresiasi pada aplikasi dari teknologi geospasial untuk menguatkan partisipasi masyarakat.
Gubernur DKI Jakarta Mendukung PetaBencana.id
Penduduk Jakarta, mohon berhati-hati dengan area banjir… Periksa kembali lokasi wilayah banjir pada PetaBencana.id … Ini adalah beberapa gambar dari banjir kemarin, pagi, siang, dan malam.
Pemerintah Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, melaporkan kutipan layar PetaBencana.id melalui akun Instagram saat musim penghujan tahun 2017, mengajak penduduk untuk memeriksa peta agar selalu tetap mendapatkan informasi. Media MetroTV menangkap cerita tersebut dan mendeskripsikan bagaimana lembaga manajemen kedaruratan dapat merespon situasi banjir secara cepat dikarenakan platform PetaBencana.id.
OECD Meliput PetaBencana.id Sebagai Studi Kasus
…sejak 2015, BNPB telah menggunakan platform ini sebagai bagian dari operasi manajemen kedaruratan harian, yang merupakan satu terobosan dalam pertukaran informasi dengan penduduk.
PetaBencana.id ditampilkan sebagai sebuah studi kasus dalam laporan OECD untuk penerapan inovasi pemerintah yang inovatif. Laporan tersebut memuji integrasi platform ke dalam ekosistem manajemen informasi risiko bencana yang ada di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang merupakan sebuah kemajuan utama pada sistem diseminasi informasi sebelumnya.
Penghargaan ODI Showcase Award
Peta – beserta perangkat lunak dan data dibelakangnya – dibagikan secara terbuka, jadi dapat diintegrasikan kedalam sistem dari badan pemerintah dan organisasi bukan pemerintah yang ditugaskan untuk merespon banjir. Ini menawarkan satu solusi praktis untuk mengembangkan platform manajemen bersama di daerah perkotaan untuk menghadapi cuaca ekstrem.
Proyek awal PetaJakarta.org merupakan salah satu penerima Penghargaan ODI Showcase di tahun 2016. Penghargaan ini mendukung proyek-proyek yang mendemonstrasikan bagaimana keterbukaan data dapat digunakan untuk kepentingan individual, organisasi, dan masyarakat.
FCC Merekomendasikan Proyek Sebagai Model Untuk Crowdsourcing Informasi Bencana
Sejauh mana kemungkinan untuk mengembangkan contoh ini sebagai sebuah penerapan terbaik untuk crowdsourcing data tanggap darurat yang andal secara otomatis, menggunakan platform yang diatur di Amerika Serikat?
Pada tahun 2016, Komisi Komunikasi Federal Amerika Serikat merekomendasikan proyek awal, PetaJakarta.org, sebagai sebuah contoh terbaik untuk sebuah platform informasi kebencanaan berbasis crowdsourcing.
Liputan The Guardian
Mungkin kesuksesan yang paling signifikan dari sistem ini adalah ketika digunakan oleh BPBD DKI Jakarta. Pada tahun 2015, lembaga tersebut menggunakan PetaJakarta.org sebagai sistem peringatan dini, memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi dan memverifikasi ulang lokasi yang terdampak banjir, mempercepat proses tanggap darurat, dan mengkomunikasikan dengan penduduk di wilayah terdampak banjir secara real-time.
Dalam pendapat editor di media Guardian untuk Jaringan Kepemimpinan Publik, ko-direktur proyek menyoroti kesuksesan PetaJakarta.org untuk memungkinkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta meningkatkan waktu tanggap darurat dan berbagi informasi penting dengan penduduk saat waktu banjir.
IFRC Merekomendasikan Proyek sebagai Model untuk Respon Bencana
..sebuah perangkat yang dapat merespon dalam cara bagaimana bencana itu terjadi dan bagaimana masyarakat menanggapinya, daripada hasil prediksi atau proyeksi ide dari tingkah laku.
World Disasters Report tahun 2015 mengakui bahwa aktor lokal memiliki peranan dalam situasi kedaruratan. Proyek awal, PetaJakarta.org, telah direkomendasikan sebagai sebuah model untuk memberdayakan aktor-aktor lokal dan merubah sifat tanggap bencana pada tingkat komunitas.
Parlemen Australia Memberikan Pujian terhadap Proyek sebagai Contoh Praktek Terbaik
… ketika kami berbicara bukan saja bagi Australia tetapi manajemen bencana, mengetahui kapan dan dimana banjir akan terjadi dan mengatur bahwa informasi tersebut dapat kamu berikan melalui Twitter dan menggabungkan keduanya bersamaan, lalu kapasitas dari manajemen kebencanaan secara variatif akan dapat sangat berguna. Inilah alasan mengapa isu tentang teknologi seperti ini, dimana dapat bekerja di berbagai macam bidang, akan sangat berguna.
Dalam sebuah pernyataan untuk Komite Tetap Infrastruktur dan Komunikasi Pemerintah Australia, ko-direktur proyek Dr. Tomas Holderness merekomendasikan PetaJakarta.org sebagai model untuk mengubah media sosial menjadi informasi yang dapat ditindaklanjuti bagi penduduk dan pembuat keputusan. Proyek ini dipuji dikarenakan kemampuannya untuk bekerja dan mengintegrasikan data secara terbuka diberbagai bidang.
Liputan National Geographic
. PetaJakarta.org memudahkan masyarakat Jakarta untuk mengetahui di mana saja titik lokasi banjir di seluruh wilayah Jakarta..
National Geographic Indonesia menjelaskan bagaimana platform PetaJakarta.org telah meningkatkan pengetahuan terkait situasi banjir di antara penduduk dan telah menjadi sebuah perangkat untuk berbagi dan menyebarluaskan informasi kritis di Jakarta.
Twitter #DataGrant
Dengan memanfaatkan jaringan informasi cepat dari Twitter, PetaJakarta.org menggunakan data sosial untuk meningkatkan kehidupan jutaan orang.
Pada tahun 2013, PetaJakarta.org telah terpilih sebagai salah satu dari enam penerima Hibah Data Twitter yang pertama. Program kompetitif ini diluncurkan Twitter untuk menghubungkan peneliti dengan data Twitter untuk diaplikasikan ke dunia nyata. Hibah Data Twitter memetakan tweet yang terkait dengan banjir di antara bulan November 2013 dan Februari 2014.