Hujan lebat membuat Jakarta tergenang, PetaBencana.id menjadi platform resmi untuk berbagi informasi warga dalam mengurangi risiko

Warga berbagi informasi melalui PetaBencana.id dalam mendukung respon dan bantuan saat hujan ekstrem membuat Jakarta tergenang untuk keempat kalinya tahun ini. Selama kurang dari 24 jam. lebih dari 800 warga mengirim laporan banjir ke PetaBencana.id.

Dua siklon tropis memicu hujan deras di seputar pulau Jawa, merendam ibukota Jakarta dan wilayah sekitarnya untuk keempat kalinya tahun ini.

Mengacu pada Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), rangkaian banjir yang melanda ibukota selama dua bulan terakhir adalah akibat dari perubahan iklim. Temperatur rerata di Indonesia memuncak di 2019, dengan Jakarta mengalami kenaikan temperatur tahunan 1,4 kali lebih tinggi dari tren global. BMKG mencatat curah hujan 278 milimeter dalam 24 jam, yang dikategorikan sebagai cuaca ‘hujan eksrem’ dimana kota ini dapat dikatakan menerima curahan hujan satu bulan hanya dalam satu hari.

Banjir telah mengganggu lalu lintas dan jadwal communiter lines selama 2 hari berturut-turut, menggenangi rumah sakit nasional, dan memutus aliran listrik bagi 1.600 gardu. Wargapun tetap aktif mencari informasi tentang situasi banjir untuk mengambil keputusan keselamatan dan respon. Di tengah maraknya misinformasi, BNPB merekomendasikan PetaBencana.id sebagai platform informasi resmi yang digunakan untuk mengurangi risiko secara kolektif.

Ribuan warga berkontribusi pada pemetaan banjir berbasis urun-daya (crowdsource) dengan mengirimkan laporan banjir ke PetaBencana.id; mereka saling menginformasikan ketinggian air banjir, kerusakan infrastruktur, dan upaya respon. PetaBencana.id mengalami 26.000% kenaikan aktivitas karena warga yang aktif memonitor website peta ini untuk memahami situasi banjir, menghindari wilayah tergenang, dan membuat keputusan keselamatan dan respon. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memonitor peta untuk merespon kebutuhan warga, berkoordinasi, dan juga mengupdate wilayah terdampak banjir secara real-time pada peta.

Pada tanggal 25 Februari, Metro TV menampilkan PetaBencana.id pada segmen breaking news, dan menyarankan warga untuk memantau platform open source ini untuk tetap ter-update dengan situasi banjir dan memitigasi risiko. Google Maps juga mengacu kepada PetaBencana.id sebagai informasi yang terverifikasi. Dengan pemberitaan media yang membagikan platform ini sebagai referensi, ribuan warga lalu memakai media sosial untuk berbagi info peta banjir real-time dan menanggapi kemudahannya untuk digunakan serta manfaatnya dalam membantu navigasi menghindari wilayah tergenang.

Google Maps menjadikan PetaBencana.id sebagai referensi sumber informasi banjir

Dengan Banjir yang telah mengganggu aktivitas di perkotaan, warga tetap membagikan informasi bencana untuk membantu respon dan upaya bantuan. Agus Wibowo, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB mengajak warga untuk membagikan laporan banjir melalui PetaBencana.id, dan menggarisbawahi pentingnya data yang dikumpulkan dari warga untuk ditampilkan dan dibagikan dalam mengurangi risiko bencana.



Yayasan Peta Bencana berterima kasih kepada warga Indonesia yang terus mengirimkan informasi kritikal bencana, dan mengapresiasi peran utama warga dalam membantu sesama, instansi pemerintah, tim respon, dan peneliti dalam mengembangkan strategi adaptasi iklim.

Sebagaimana prediksi BMKG bahwa hujan ekstrem akan berlanjut hingga Maret, Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, menekankan pentingnya memperbaiki koordinasi dan sinergi antar-pihak dalam upaya adaptasi iklim.

Warga di seluruh Indonesia bisa mengirim laporan banjir real-time dengan men-twit @banjir @petabencana, mengirim pesan Facebook ke @petabencana.id, atau mengirim pesan Teleram ke @bencanabot. Dan jangan lupa untuk cek https://petabencana.id untuk mendapatkan informasi terkini agar tetap selamat!

PetaBencana.id adalah bagian dari USAID-BNPB InAWARE: Proyek Manajemen Bencana Peringatan Dini dan Penguatan Kapasitas Dukungan Keputusan di Indonesia; mitra pelaksana BNPB yang didukung oleh U.S. Agency for International Development (USAID). Proyek ini terselenggara berkat kolaborasi dengan mitra proyek yaitu Pacific Disaster Center University of Hawaii dan Humanitarian Openstreetmap Team (HOT), serta Palang Merah Indonesia; mitra data termasuk MapBox, Twitter, qlue, dan PasangMata detik.com.